Menikmati sore di Pantai Pandansari dan Goa Cemara
Sepanjang bibir pulau Jawa bagian
selatan memang identik dengan obyek wisata pantai. Setelah dari hutan pinus
asri, saya dan Sita menuju bagian pesisir Bantul. Saat masuk kawasan wisata
sudah ada yang berjada di gardu masuk dan membayar retribusi. Saat masuk sudah
ada papan penunjuk arah dimana sebagian besar untuk menuju ke pantai adalah
berbelok ke kanan. Jalanannya lebar kali panjang dan sepi, ditambah dengan
angin laut yang kencang. Jadi hati-hati bila kalian naik motor terutama bagi
yang kurus. Hehe.
Jalanan masuk kawasan pantai
Kami memutuskan mampir ke 2
pantai, yaitu Pandansari dan Goa Cemara. Yang membuat saya tertarik untuk ke
Pandansari adalah adanya mercusurar sebelum kita mencapai bibir pantai. Pantai
Pandanwanginya sendiri tidak terlalu ramai, tidak cukup besih juga namun kalian
bisa duduk-duduk di dahan pohon cemara yang pendek. Tidak banyak pedagang dan
toilet, singkatnya memang pantai ini kalah pamor dengan pantai Goa Cemara.
Untuk masuk ke pantai ini dikenakan kembali tarif Rp 2.000,-.
Aslinya sih, ketakutan
Setelah melihat pantai, kami
menuju mecusuar. Tarif untuk masuk ke dalam adalah Rp5.000,- per orang. Ada
kurang lebih 6 lantai dengan tangga memutar di dalam. Sangat tidak disarankan
untuk kalian yang memiliki phobia ketinggian. Karena selain memang tinggi,
angin laut dari puncak mercusuar sangat sangat besar. Terlebih lagi pada waktu
musim kemarau. Pesan si bapak penjaga waktu itu adalah “Anginnya besar ya mbak,
jangan nyender atau pegangan di besi.” Alhasil kamipun senantiasa menempel pada
dinding. Hehe. Oh iya selain mercusuar, di pantai ini juga ada agrowisata kebun buah naga hlo. Cocok untuk ibu-ibu yang membawa serta anaknya. Bisa sekalian jalan-jalan ke kebun.
Setelah dari mercusuar kami
bergegas menuju ke pantai Goa Cemara. Lagi-lagi ada retribusi, yaitu Rp3.000,-.
Goa Cemara tentu lebih ramai karena memang lebih terkenal. Ada banyak warung
makan, toilet bahkan ada pos polisi juga. Banyak andhong dan perahu-perahu
kecil.
setelah matahari terbenam
Meskipun di kawasan hutan
cemaranya kotor, tapi di bibir pantai cukup bersih kok. Saran sih ambil yang
bagian kanan ya dari pintu masuk, karena lebih sepi. Dan sunsetnya… tidak mengecewakan.
Bagus kok (menghibur diri karena gagal liat lautan awan di Sumbing). Oke
setelah sunsetnya habis dan matahari telah seluruhnya tenggelam, kami beranjak
untuk kembali pulang.
Sangat penting jika kalian
kesini, pastikan lampu kendaraan hidup (tidak bermasalah). Jalanan keluar
pantai hingga kampung terdekat nggak ada lampu :( dengan angin yang gede pula,
kalian harus ekstra hati-hati karena cenderung sepi. Kesimpulannya gelap dan
berbahaya. Setelah keluar dari wilayah pesisir kami mulai kembali memasuki perkampungan
dan menuju Jogja kota karena berencana lewat Prambanan untuk ke Solo.
Perjalanan ke Solo kami tempuh kira-kira 2,5jam. Itu udah pakai ngebut sih ya.
dengan sampainya di rumah, berakhir pula ngebolang seri lebaran tahun ini. ya,
cuma segitu :’) mudah-mudahan bisa naik gunung yaaa nanti setelah masa vakumnya
habis. Hehe.
Tangerang,
22 Juli 2017
0 komentar