Kota-kota besar yang memiliki
daya pikat dari berbagai sisi, tentunya tidak lepas dari para pendatang yang memiliki
masing-masing tujuan untuk mendatangi si kota populer. Kita biasa menyebutnya
perantau. Perantau sendiri ada yang telah lama berkecimpung di kota perantauan
atau hanya sementara guna menyelesaikan kewajiban misalnya kuliah, dinas kantor
atau sekedar mencari pengalaman.
Istilah dari penulis sendiri,
perantau ada dua macam. Perantau baru adalah mereka yang baru mulai merantau
atau hanya sementara berpindah domisili untuk tujuan tertentu. Sedangkan si
perantau lama, adalah mereka yang sudah memutuskan untuk menetap di kota
barunya dan bahkan telah memiliki rumah, membangun keluarga dan memiliki status
kependudukan di sana. Jadi istilah ‘perantau’ melekat padanya karena mereka
masih memiliki sanak saudara di kampung yang secara rutin dikunjungi.
Nah, yuk kita lihat kira-kira apa
saja yang dekat dengan kehidupan khas perantau :
· > Domisili sementara
Para kawula
remaja yang kuliah di luar kota umumnya menyewa kost atau patungan bersama
teman-teman untuk mengontrak sebuah rumah di kota perantauan. Tak jarang,
sebagian besar dari mereka seringkali memilih untuk tinggal di rumah sanak
saudara yang kebetulan berada di kota tersebut. Begitu pula para dewasa muda
yang mengadu nasib di kota lain, sedang cari kerja maupun baru-baru di terima
bekerja, memiliki opsi yang sama dengan para mahasiswa tadi. Tapi jika mereka ‘betah’
, bukan tidak mungkin mereka akan mempertimbangkan untuk membeli rumah disana.
Bicara soal kost
atau kontrakan, tentunya disesuaikan dengan kocek masing-masing. Mereka akan
mempertimbangkan antara biaya kost, makan sehari-hari, transport dan utamanya
biaya kuliah atau keperluan penunjang pekerjaan.
· > Waspada dengan kalender
Berbeda dengan
yang tidak merantau, para pendatang ini lebih jeli dengan kalender terutama
yang berwarna merah. Kalau mereka yang penduduk tetap atau perantau lama bisa
bilang “kok cepet ya udah hari senin lagi,” maka para perantau baru ini
biasanya akan bilang “kok lama ya hari jumat? Udah nggak sabar mau pulang”.
Jangankan
tanggal merah, weekend pun akan jadi sasaran mereka untuk curi-curi pulang kampung.
Hari kerja senin sampai jumat tentunya bukan hambatan. Mereka punya hari sabtu
dan minggu untuk sejenak pulang ke rumah.
· > Situs penjual tiket
Para perantau
baru akan sering memantau situs-situs penjual tiket secara online. Baik itu
moda transportasi kereta, bus maupun pesawat. Bukan hanya penjual online, agen
tiket ‘manual’ yang membuka lapak di tiap-tiap cabangnya pun tak luput dari
sasaran rasa ingin tahu mereka. Apalagi sekarang yang namanya tiket bisa
dipesan jauh-jauh hari. Wah, mereka pasti akan memastikan tidak kehabisan jatah
kursi perjalanan.
· > Teman seperjuangan
Entah sengaja
atau tidak, seringkali para perantau bertemu dengan orang-orang yang berasal
dari kota di mana mereka berasal. Bisa jadi memang janjian untuk mengadu nasib
di kota yang sama, bisa juga bertemu di lingkungan kuliah, kerja atau kegiatan
kesehariannya. Teman-teman ini di bilang seperjuangan karena ada rasa
solidaritas atau kekeluargaan yang muncul lantaran kesamaan asal muasal. Umumnya
hal ini akan memicu kecenderungan untuk saling membantu juga.
· > Oleh-oleh
Ini adalah hal
yang paling sering disebut-sebut baik oleh orang di pihak kota perantauan atau
kota asal. Biasanya oleh-oleh dibeli karena memang sudah menjadi kebiasaan atau
untuk menyenangkan/menghargai orang-orang yang mana akan mereka kunjungi
kembali. Oleh-oleh juga kerap kali berjumlah lebih banyak bila perantau
bertolak dari kampung dan kembali ke kota peraduan nasibnya. Selain memang
sebagai ciri khas, mereka akan menyisihkan makanan khas kampungnya untuk
dinikmati sendiri beberapa waktu ke depan, sekedar pengobat rindu yang belum
usai.
· > Catatan keuangan
Ini adalah salah
satu yang paling penting. Para perantau harus seksama dan teliti dalam membuat
catatan keuangan mereka. Jangan sampai pendapatan bulan A hanya cukup untuk
bulan A saja. Siapa tahu kebutuhan yang ‘aneh-aneh’ akan datang tiba-tiba. Menyiapkan
uang cadangan akan membuat mereka lebih merasa aman.
· > Sabar
Sabar kalau bulan
ini belum bisa pulang, sabar kalau belum bisa beli baju baru, sabar nggak bisa
ikut temen kantor nge-trip, sabar akhir bulan makan mie instan aja dan
sabar-sabar yang lainnya. Yah, namanya juga di kota orang :)
Itu tadi sekelumit hal-hal yang dekat
dengan anak rantau . Kalau ada tambahan lain silakan cuap-cuap ya hehhehe …
Salam anak kampung,
-N-
#NulisRandom2015 #Day2
#NulisRandom2015 #Day2
0 komentar