Explore Pacitan (part 1)
Muara Sungai Warna
Kalau ditanya liburan kemana? Lalu jawabnya Jawa Timur, pertanyaan berikutnya adalah : Malang? Surabaya? Wonosobo?
Eitsss… jangan dikira cuma kota-kota itu
aja yang potensi wisatanya bagus di Jawa Timur. Liburan akhir tahun kemarin,
karena satu dan lain hal gue dan keluarga menuju ke Pacitan untuk berlibur.
Tentunya setelah dari Jogja dong .. Nah untuk ke Pacitan dari Jogja, kami
mengambil jalur Gunung Kidul dan terus hingga Wonogiri, yang nantinya langsung
tembus ke Pacitan. Memang sih, Pacitan masih dekat dengan perbatasan Jawa
Tengah.
Jalanan dari Gunung Kidul –
Wonogiri (Pracimantoro)– Pacitan jangan pake ditanya. Meliuk-liuk nan melambai-lambai. Berasa
kayak naik roaler coaster sepanjang
jalan. Ati-ati kalo duduk di bangku tengah, bisa kebanting-banting ke kanan dan
kiri soalnya banyak belokan yang tajem. Masuk perbatasan Pacitan dari Gunung
Kidul menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Nah, pas sampai di Gunung Kidul dari
Jogja kami sempat mampir ke rumah makan khas Gunung Kidul, tapi sistem
penyajiannya kayak RM Padang gitu. Yang paling gue suka adalah sayur daun
pepaya + ikan wader gorengnya. Endeuuusss banget. Tapi.. gue lupa nama rumah makannya apa (hiks
gak guna banget sih ya). Yhaa maap.
Pantai Teleng Ria
Selepas dari Gunung Kidul dan
Wonogiri, begitu memasuki Pacitan pantai yang pertama terlihat adalah Teleng
Ria. Pantai ini langsung terlihat ketika kalian masih ada di jalanan yang
berada di pinggiran bukit (atau tebing ya?) sehingga ramainya pantai terlihat
dari atas. Kebetulan, kami sudah booking penginapan yang ada di dalam kawasan
Pantai teleng Ria. Namanya adalah Sea View Surfing Bay Cottage. Jadi kalau
kalian sudah menginap di salah satu cottage yang ada di dalam kawasan pantai,
kalian nggak perlu lagi membayar retribusi walaupun 100 kali keluar masuk.
Kalian juga langsung dapat voucher water boom (yang seadanya gitu) . Plus
voucher sarapan juga.
Teras Villa
Sea View Surfing Bay Cottage ini
cukup nyaman, karena kami sekeluarga menyewa sebuah villa yang memiliki 3 kamar
di dalamnya. Jadi bukan nyewa per kamar gitu. Lebih privat dan cocok untuk kalian
yang memang mau quality time sama keluarga. Di dalam villa ada sebuah bangunan
joglo dengan 3 kamar, teras dan taman, serta ruang tengah yang nyaman untuk
berkumpul. Tapi jujur, gue kurang suka dengan makanan dari cottage ini. mereka
punya restoran sendiri, tapi untuk seafoodnya entah mengapa gue kurang cocok.
Sambil nunggu jam check in, gue melipir ke pantai dulu yang memang airnya
kurang bersih alias cokelat gitu. Disana juga ngga boleh berenang, kita cuma
boleh main-main air biasa. Ada kampung cemara juga di pinggir pantai, sebuah
kawasan yang memang ditumbuhi pohon-pohon cemara dan dipagari sekelilingnya.
Banyak orang yang menggelar tikar dan piknik di sana. Tapi gue, Sita, Gifa dan
kedua tante memilih untuk naik andhong mengitari kawasan pantai.
Bagian depan resto cottage
By the way, satu hal yang perlu
kalian ketahui tentang kota ini adalah : tidak cukup ramai. Pusat kotanya dekat
dengan pantai Teleng Ria, ada alun-alun di dekat kantor Pemerintahannya. Oh ya,
ada rumah mantan presiden ke-6 kita juga. Tapi sayang sekali, di pusat kotanya
pun jarang ada rumah makan (atau mungkin karena itu masa liburan jadi pada
tutup? Entahlah). Alhasil kami kesulitan mencari makan siang dan kalau mau cari
sesuatu yang khas, kalian akan menemukan tahu tuna di mana-mana. Akhirnya untuk
makan malam kami tetap makan di cottage sambil menyewa sound untuk karaoke.
Selesai makan, gue dan Sita berjalan ke bangku-bangku yang ada di pinggir
pantai. Di sini nggak banyak nelayan, jadi nggak ada lampu-lampu kapal gitu.
Cuma debur ombak aja, dan curhatan Sita tentunya.
Paginya kami bersiap-siap untuk
ke pantai Klayar. Dari Teleng Ria ke Klayar butuh waktu sekitar 1 jam. Guys saran gue sih kalau ke Klayar
baiknya sore, untuk sunset dan mengindari kulit gosong karena kepansan. Kami sampai
di Klayar sekitar pukul 10 pagi. Aduh, mataharinya terik poll sehingga kacamata
hitam + topi sangat berguna di sana. Jangan lupa pakai sun block mu juga ya. Pantai
Klayar memiliki pasir cokelat muda menuju putih dengan air yang lebih bersih
daripada Teleng Ria. Dan pastinya lebih ramai, karena di sini pengunjung bisa
bermain ombak dengan lebih bebas meski tetap ada garis batas yang ditentukan.
Pantai Klayar
Lengkungan garis pantai Klayar
memiliki ombak yang tidak terlalu besar, sehingga lebih aman. Tapi jika kalian menginginkan
ombak yang lebih menantang, berjalanlah terus ke kiri. Semakin ke timur, ombak
terasa lebih tinggi dan besar. Memang akan lebih asyik kalau mau main ombak di
sini. Tapi lebih banyak juga bebatuan atau karang kecil yang terbawa ombak,
jadi hati-hati ya, bisa sakit badan atau kakinya kalau kena hempasan batu itu.
Kaki gue sempat sobek dikit karena batu yang terinjak saat menghindari ombak.
Oh ya dan yang terpenting, kalau kalian bawa adik, anak atau siapapun yang
masih kecil, pengawasannya harus ekstra ya. Karena begitu ombak datang dan
kembali ke lautan, akan langsung disusul ombak berikutnya yang nggak kalah
besar. Bahaya kalau adik atau anak kalian di lepas main ombak sendirian. Jangan
cuma nontonin di pinggiran, tapi selalu gandeng ketika mereka main ombak.
Pantai Klayar
Kalau mau yang lebih bagus lagi
khususnya untuk foto-foto, bisa jalan lebih ke timur. Di sana ada semacam
lengkungan kecil yang diapit dua tebing. Ombaknya lebih besar dan daratan pasirnya
lebih dalam, jadi memang nggak boleh main air. Boleh kalau cuma mau foto-foto
di pinggirannya. Saran nih kalau udah selesai main air dan pengen bilas,
cermatlah memilih toilet. Karena ada yang airnya kadang mampet. Kan repot kalau
udh lepas tapi tiba-tiba ngga ada air buat bilas. Jadi di cek dulu ya, dan
bawalah sabun serta keperluan mandi lainnya supaya kalian ngga perlu beli di
TKP.
Aduh cyin, kepanjangan kayaknya
kalau gue jabarin semua dalam satu postingan. Jadi gue bikin 2 part aja yaaa..
supaya gak bosen juga bacanya ‘kok gak kelar-kelar’ gitu. See you next post J
2 komentar
dulu, aku ke pacitan thn 2013... jalanannya memang luar biasa kyk lg naik rollercoaster ya mbak ;p.. hahahah tapi seruuuuu... trs pas sampe klayar, aku sukaaaa banget, apalagi pas aku dtg itu, klayar mah blm terlalu terkenal.. jd masih sepiii luar biasa.. inget bangt yg ada cuma aku, suami, dan 3 pengunjung lain.. ngeliat seruling samudra, patung sphinx, trs cerita guidenya kalo yg cekungan arah ke patung shinx itu ada palung lautnya... jadi dilarang berenang di sana..ombaknya emg serem sih ... :D... tp skr klayar mah udh kyk indrayanti , ramenya bikin males jadinya mba :(.. dulu berasa pantai pribadi pas kesana :D
BalasHapusIya mbak, banyak yg bilang sekarang Klayar ruameeee buanget.. nggak kayak dulu sepi kayak pantai pribadi. hehe. Tapi karena aku baru pertama kesana, yasudah, senang aja . hihi :)
Hapus