Kisah Mahabharata dalam kacamata Ratu Dropadi : Review buku "The Palace of Illusions”

by - 02.58.00

Kisah Mahabharata dalam kacamata Ratu Dropadi : Review buku "The Palace of Illusions”

Judul            : The Palace of Illusions (Istana Khayalan)
Penulis         : Chitra Banerjee Divakaruni
Alih Bahasa : Gita Yuliani .K.
Penerbit       : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman      : 496 lembar


    Apa yang terfikir ketika mendengar kisah Mahabharata? Mungkin ada yang langsung tertuju pada tokoh-tokoh pewayangan atau serial drama di salah satu televisi swasta. Saya sendiri tidak terlalu mengerti mengenai kisah ini, yang mana terakhir kali saya mendengar nama-nama tokohnya adalah sewaktu belajar bahasa daerah yaitu bahasa Jawa sewaktu SD hingga SMP.

    Tetapi beberapa waktu lalu seorang teman menyarankan saya untuk membaca buku ini : The Palace of Illusions (Istana Khayalan) karya Chitra Banerjee Divakaruni. Karena dari sinopsis buku ini menyatakan bahwa kisah di dalamnya akan diceritakan dari sudut pandang perempuan yaitu Ratu Dropadi, maka jadilah saya tertarik untuk membacanya.

    Enggan yang pertama muncul karena saya berfikir, betapa malas menghafalkan nama-nama para tokoh yang rumit dan unik satu sama lain dalam novel setebal 496 halaman ini. Tetapi rupanya Chitra memperkenalkan para tokoh dengan cara yang ringan dan penjelasan yang memadai sehingga perlahan-lahan kita dapat mengenal mereka dengan baik seiring lembar demi lembar kisah yang kita baca.

   Seperti pada bukunya, sebagai awalan dari tulisan ini saya akan perlihatkan silsilah dalam kisah Mahabharata. Semoga ini dapat membantu kalian yang akan membaca novel ini di kemudian hari.

Silsilah dalam kisah Mahabharata
sumber gambar : aumamen.com

    
     Dari yang telah saya baca, novel ini adalah keseluruhan kisah Dropadi dalam menjalani takdirnya; yang mana telah diramalkan oleh Byasa si orang suci sekaligus penulis kisah Mahabharata. Menjelaskan watak masing-masing tokoh, seberapa besar kekuatan mereka dan apa hubungan mereka satu sama lain. Tentu dengan sudut pandang Dropadi sebagai si ‘pendongeng’. 

   Kita juga akan disuguhi pengetahuan-pengetahuan dalam legenda ini, yang diantaranya adalah mengenai : reinkarnasi, nama-nama dewa dan dewi serta kekuatan utama mereka, senjata-senjata suci dari khayangan yang diberikan oleh para dewa / dewi berkat usaha yang keras, nama-nama kerajaan yang bereksistensi pada masa itu, serta undang-undang yang digunakan dalam berbagai macam situasi dan banyak hal lain mengenai tradisi kerajaan pada masa itu. Saya rasa lebih mudah menyerap informasi seperti yang saya sebutkan tadi bila terkandung dalam sebuah novel yang menarik tanpa pembaca merasa dijejali ilmu pengetahuan ketimbang ceritanya sendiri.


Kisah Dropadi :

    Cerita dimulai ketika Dropadi lahir tepat setelah Drestadyumna yang mana mereka keluar dari nyala api sesuai permintaan ayah mereka, Drupada. Meski pada awal Drupada hanya menghendaki Drestadyumna, namun toh ia tetap menyayangi Dropadi sama seperti kakaknya. Dropadi tidak lantas diperkenalkan ke muka umum, ia tinggal dalam kamarnya dan penuh dengan kemewahan seorang putri. Kulitnya hitam dan bukannya putih atau kuning langsat, namun tak menyembunyikan pesona dalam dirinya. Dropadi memiliki sifat ingin tahu yang sangat besar, serta ambisi yang tak mudah padam. Ia selalu mencoba untuk ikut dalam setiap pelajaran-pelajaran kakaknya, meski telah diperingatkan berkali-kali bahwa perempuan tak pantas mempelajari bahkan mendengarkan tentang ilmu bela diri, kenegaraan atau menggunakan senjata-senjata berbahaya. Bertolak belakang dari hal tersebut, Dropadi dijejali dengan pelajaran dan kegiatan yang memaksanya lebih ‘wanita’ seperti menari, berkebun, berdandan dan lain sebagainya.

    Hasrat Dropadi adalah meninggalkan jejaknya dalam suatu kisah yang besar dan mengubah sejarah. Maka ia berjuang mati-matian untuk tahu lebih banyak hal ketimbang duduk santai di taman bersama dayang-dayangnya.

    Suatu hari ia nekad menemui Byasa si orang suci, untuk tahu kisah masa depannya. Dan yang didengarnya adalah hal diluar dugaan dan ekspetasinya, meski sama-sama tetap menorehkan sejarah. Beginilah bunyi ramalan itu :

Kau akan mengawini lima pahlawan terbesar pada masamu. Kau akan menjadi ratu segala ratu, dicemburui  semua dewi. Kau akan menjadi pelayan. Kau akan menjadi penguasa istana paling hebat, lalu kehilangan itu.
Kau akan diingat karena menyebabkan perang terbesar pada masamu.
Kau akan menyebabkan kematian raja-raja jahat dan anak-anakmu, dan kakakmu. Sejuta perempuan akan menjadi janda gara-gara kau. Ya, memang, kau akan meninggalkan jejak pada sejarah.
Kau akan dicintai, meskipun kau tidak tahu siapa yang mencintaimu. Meskipun kau mempunyai lima suami, kau akan mati sendirian, ditinggalkan pada akhirnya – sekaligus tidak ditinggalkan.

    Dan ramalan itu menjalani takdirnya semenjak sayembara pencarian suami untuk Dropadi dimenangkan oleh Arjuna, salah satu dari kelima pangeran Pandhawa. Lebih parah lagi setelah ia bertemu Kunti, ibu mertuanya. Kunti menyuruh kelima anaknya untuk menikahi Dropadi (meski itu melanggar norma). Namun dikemudian hari, Dropadi menyadari bahwa ia adalah benang emas untuk merangkai kelima mutiara yang mana adalah pada Pandhawa; dan menciptakan sebuah kekuatan tak tertandingi.

     Perlahan-lahan Dropadi menjalani takdirnya, sesuai ramalan Byasa. Ia ditinggikan sebagai ratu dari wilayah Kandawa dan terkenal sebagai istri dari para Pandhawa sekaligus menerima banyak cibiran dari hal itu. Ia menemau istana mereka sebagai istana Khayalan, yang begitu indah dan megah.

    Dropadi dikenal angkuh dan pencemburu, sebab ia tak mampu ‘menguasai’ dan menahan kelima suaminya untuk tidak mengambil istri-istri yang lain. Ia mempertahankan posisinya untuk tetap menjadi yang paling dihormati, tempat pada Pandhawa mencari jalan keluar dari setiap permasalahan kerajaan dan perlahan mengimbangi Kunti sebagai tempat bergantung para Pandhawa. Ia menjadi bagian terpenting dalam kerajaannya.

    Walaupun ia memiliki lima suami, namun hanya satu yang mencintainya dan tak satupun dari mereka dicintainya. Sepanjang hidupnya, ia mencari ketentraman dari Krishna (sahabatnya yang tak jarang ia pun merasakan getaran lain), Drestayumna (kakak yang selalu melindunginya) dan harapan-harapan tertentu pada Karna (raja tak ber-ayah dan ber-ibu yang merupakan sahabat Duryodana, harga dirinya telah berulang kali dijatuhkan oleh keluarga Pandhawa dan Dropadi sendiri).
Menjadi yang terutama,adalah bagian hidup yang menyenangkan bagi Dropadi. Namun ia lekas waspada, ketika Korawa melakukan kunjungan ke istananya. Bisa jadi ini merupakan awal dari kehancurannya seperti dikatakan ramalan Byasa.

    Dropadi dihempaskan dari kekuasaannya saat kejayaan Yudhistira sebagai raja hangus ketika ia berhasil diperdaya oleh Duryodana, sehingga seluruh harta benda dan miliknya yang berharga (keempat saudara dan istrinya) sukses ia jadikan bahan taruhan pada permainan dadu melawan Sangkuni. Dropadi yang begitu marah atas hinaan tersebut, mengutuk seluruh penghuni kerajaan Hastinapura dan bersumpah tak akan menyisir rambutnya sampai dibasahi oleh darah para pangeran Korawa. Setelah itu ia dan kelima suaminya menjalani pengasingan selama dua belas tahun di hutan.
Dalam keterpurukan mereka itu, Dropadi kukuh tak mau ikut dengan Drestayumna ke Panchala maupun dengan Kunti ke Hastinapura. Bahkan hubungannya dengan anak-anak kandungnya sendiri meregang, dikalahkan ego dan pendiriannya dalam menjalankan tugas istri bagi kelima suaminya.
Kehancuran dan hinaan ini bukanlah sebuah akhir dari kisah Dropadi. Ia menunggu waktu, dimana keadaan akan kembali berbalik; entah mahkotanya akan kembali atau justru eksistensinya hilang sama sekali …

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Saya kagum pada sosok Dropadi, meski ada sifat-sifatnya yang tidak saya sukai. Dalam kisah ini, Dropadi tergambar begitu kuat mengingat nasibnya yang senantiasa berubah haluan. Ia memegang teguh ambisinya untuk menjadi perubah sejarah dan sementara itu, ia menjalankan tugasnya sebagai istri dengan sebaik mungkin. Ia belajar banyak sejak kecil, apapun yang seharusnya tak ia pelajari. Namun justru kelancangannya waktu itu membantunya untuk menjalani lembar demi lembar nasib sial yang menimpanya. Ilmu-ilmu yang ia pelajari juga membantunya untuk tetap mempertahankan kedudukannya ketika ia berada ‘di atas’.

   Dropadi mematuhi aturan mengenai pernikahannya dengan kelima Pandhawa mesti aturan itu perlahan-lahan hilang dimakan waktu. Dan meski tak mencintai satupun dari suaminya, ia tetap tak rela suaminya mengambil istri-istri lain. Ia juga iri kepada Subadra, istri Arjuna yang memang sempurna dan dicintai dengan sangat oleh Arjuna. Bagaimanapun, Arjuna-lah yang memenangkan sayembara pernikahannya dulu. Karna musuh dari para suaminya, justru adalah sosok yang membuatnya penasaran dan berdebar-debar tiap mereka berdua bertemu. Hal-hal ini seolah ‘mengingatkan’ bahwa sosok Dropadi adalah perempuan tulen, yang bukannya tidak memiliki perasaan sentimentil sama sekali.

    Penulisan novel ini sangat detail dan ‘perubahan nasib’ dapat terjadi sewaktu-waktu bahkan hanya dalam satu bab. Apa yang saya ceritakan di atas hanyalah seperempat dan garis besar isi novel, belum temasuk sentilan-sentilan kecil yang terjadi di kehidupan Dropadi. Chitra akan menjelaskan lebih banyak kepada pembaca mengenai seluk-beluk tradisi dan kehidupan dalam kisah Mahabharata. Alur ceritanya mungkin akan sedikit maju-mundur, namun cukup mudah dimengerti. Kalian yang suka dengan sejarah atau sastra, akan lebih tertarik dengan novel ini sebab The Palace of Illusion akan menghanyutkan kalian dalam pelukan Dropadi beserta kisahnya.


 salam,
Naredita.

You May Also Like

0 komentar