Kisah Mahabharata dalam kacamata
Ratu Dropadi : Review buku "The Palace of Illusions”
Judul : The Palace of Illusions (Istana Khayalan)
Penulis : Chitra Banerjee Divakaruni
Alih Bahasa : Gita Yuliani .K.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 496 lembar
Apa yang terfikir ketika
mendengar kisah Mahabharata? Mungkin ada yang langsung tertuju pada tokoh-tokoh
pewayangan atau serial drama di salah satu televisi swasta. Saya sendiri tidak
terlalu mengerti mengenai kisah ini, yang mana terakhir kali saya mendengar
nama-nama tokohnya adalah sewaktu belajar bahasa daerah yaitu bahasa Jawa
sewaktu SD hingga SMP.
Tetapi beberapa waktu lalu
seorang teman menyarankan saya untuk membaca buku ini : The Palace of Illusions
(Istana Khayalan) karya Chitra Banerjee Divakaruni. Karena dari sinopsis buku
ini menyatakan bahwa kisah di dalamnya akan diceritakan dari sudut pandang
perempuan yaitu Ratu Dropadi, maka jadilah saya tertarik untuk membacanya.
Enggan yang pertama muncul karena
saya berfikir, betapa malas menghafalkan nama-nama para tokoh yang rumit dan
unik satu sama lain dalam novel setebal 496 halaman ini. Tetapi rupanya Chitra
memperkenalkan para tokoh dengan cara yang ringan dan penjelasan yang memadai
sehingga perlahan-lahan kita dapat mengenal mereka dengan baik seiring lembar
demi lembar kisah yang kita baca.
Seperti pada bukunya, sebagai
awalan dari tulisan ini saya akan perlihatkan silsilah dalam kisah Mahabharata.
Semoga ini dapat membantu kalian yang akan membaca novel ini di kemudian hari.
Silsilah dalam kisah Mahabharata
sumber gambar : aumamen.com
Dari yang telah saya baca, novel ini
adalah keseluruhan kisah Dropadi dalam menjalani takdirnya; yang mana telah
diramalkan oleh Byasa si orang suci sekaligus penulis kisah Mahabharata.
Menjelaskan watak masing-masing tokoh, seberapa besar kekuatan mereka dan apa
hubungan mereka satu sama lain. Tentu dengan sudut pandang Dropadi sebagai si
‘pendongeng’.
Kita juga akan disuguhi pengetahuan-pengetahuan dalam legenda
ini, yang diantaranya adalah mengenai : reinkarnasi, nama-nama dewa dan dewi
serta kekuatan utama mereka, senjata-senjata suci dari khayangan yang diberikan
oleh para dewa / dewi berkat usaha yang keras, nama-nama kerajaan yang
bereksistensi pada masa itu, serta undang-undang yang digunakan dalam berbagai
macam situasi dan banyak hal lain mengenai tradisi kerajaan pada masa itu. Saya
rasa lebih mudah menyerap informasi seperti yang saya sebutkan tadi bila
terkandung dalam sebuah novel yang menarik tanpa pembaca merasa dijejali ilmu
pengetahuan ketimbang ceritanya sendiri.
Kisah Dropadi :
Cerita dimulai ketika Dropadi
lahir tepat setelah Drestadyumna yang mana mereka keluar dari nyala api sesuai
permintaan ayah mereka, Drupada. Meski pada awal Drupada hanya menghendaki
Drestadyumna, namun toh ia tetap menyayangi Dropadi sama seperti kakaknya.
Dropadi tidak lantas diperkenalkan ke muka umum, ia tinggal dalam kamarnya dan
penuh dengan kemewahan seorang putri. Kulitnya hitam dan bukannya putih atau
kuning langsat, namun tak menyembunyikan pesona dalam dirinya. Dropadi memiliki
sifat ingin tahu yang sangat besar, serta ambisi yang tak mudah padam. Ia
selalu mencoba untuk ikut dalam setiap pelajaran-pelajaran kakaknya, meski
telah diperingatkan berkali-kali bahwa perempuan tak pantas mempelajari bahkan
mendengarkan tentang ilmu bela diri, kenegaraan atau menggunakan
senjata-senjata berbahaya. Bertolak belakang dari hal tersebut, Dropadi
dijejali dengan pelajaran dan kegiatan yang memaksanya lebih ‘wanita’ seperti
menari, berkebun, berdandan dan lain sebagainya.
Hasrat Dropadi adalah
meninggalkan jejaknya dalam suatu kisah yang besar dan mengubah sejarah. Maka
ia berjuang mati-matian untuk tahu lebih banyak hal ketimbang duduk santai di
taman bersama dayang-dayangnya.
Suatu hari ia nekad menemui Byasa
si orang suci, untuk tahu kisah masa depannya. Dan yang didengarnya adalah hal
diluar dugaan dan ekspetasinya, meski sama-sama tetap menorehkan sejarah.
Beginilah bunyi ramalan itu :
Kau akan mengawini lima pahlawan terbesar pada masamu. Kau akan menjadi
ratu segala ratu, dicemburui semua dewi.
Kau akan menjadi pelayan. Kau akan menjadi penguasa istana paling hebat, lalu
kehilangan itu.
Kau akan diingat karena menyebabkan perang terbesar pada masamu.
Kau akan menyebabkan kematian raja-raja jahat dan anak-anakmu, dan
kakakmu. Sejuta perempuan akan menjadi janda gara-gara kau. Ya, memang, kau
akan meninggalkan jejak pada sejarah.
Kau akan dicintai, meskipun kau tidak tahu siapa yang mencintaimu.
Meskipun kau mempunyai lima suami, kau akan mati sendirian, ditinggalkan pada
akhirnya – sekaligus tidak ditinggalkan.
Dan ramalan itu menjalani
takdirnya semenjak sayembara pencarian suami untuk Dropadi dimenangkan oleh
Arjuna, salah satu dari kelima pangeran Pandhawa. Lebih parah lagi setelah ia
bertemu Kunti, ibu mertuanya. Kunti menyuruh kelima anaknya untuk menikahi
Dropadi (meski itu melanggar norma). Namun dikemudian hari, Dropadi menyadari
bahwa ia adalah benang emas untuk merangkai kelima mutiara yang mana adalah
pada Pandhawa; dan menciptakan sebuah kekuatan tak tertandingi.
Perlahan-lahan Dropadi menjalani
takdirnya, sesuai ramalan Byasa. Ia ditinggikan sebagai ratu dari wilayah
Kandawa dan terkenal sebagai istri dari para Pandhawa sekaligus menerima banyak
cibiran dari hal itu. Ia menemau istana mereka sebagai istana Khayalan, yang
begitu indah dan megah.
Dropadi dikenal angkuh dan
pencemburu, sebab ia tak mampu ‘menguasai’ dan menahan kelima suaminya untuk
tidak mengambil istri-istri yang lain. Ia mempertahankan posisinya untuk tetap
menjadi yang paling dihormati, tempat pada Pandhawa mencari jalan keluar dari
setiap permasalahan kerajaan dan perlahan mengimbangi Kunti sebagai tempat
bergantung para Pandhawa. Ia menjadi bagian terpenting dalam kerajaannya.
Walaupun ia memiliki lima suami,
namun hanya satu yang mencintainya dan tak satupun dari mereka dicintainya.
Sepanjang hidupnya, ia mencari ketentraman dari Krishna (sahabatnya yang tak
jarang ia pun merasakan getaran lain), Drestayumna (kakak yang selalu
melindunginya) dan harapan-harapan tertentu pada Karna (raja tak ber-ayah dan
ber-ibu yang merupakan sahabat Duryodana, harga dirinya telah berulang kali
dijatuhkan oleh keluarga Pandhawa dan Dropadi sendiri).
Menjadi yang terutama,adalah bagian
hidup yang menyenangkan bagi Dropadi. Namun ia lekas waspada, ketika Korawa
melakukan kunjungan ke istananya. Bisa jadi ini merupakan awal dari
kehancurannya seperti dikatakan ramalan Byasa.
Dropadi dihempaskan dari
kekuasaannya saat kejayaan Yudhistira sebagai raja hangus ketika ia berhasil
diperdaya oleh Duryodana, sehingga seluruh harta benda dan miliknya yang
berharga (keempat saudara dan istrinya) sukses ia jadikan bahan taruhan pada
permainan dadu melawan Sangkuni. Dropadi yang begitu marah atas hinaan
tersebut, mengutuk seluruh penghuni kerajaan Hastinapura dan bersumpah tak akan
menyisir rambutnya sampai dibasahi oleh darah para pangeran Korawa. Setelah itu
ia dan kelima suaminya menjalani pengasingan selama dua belas tahun di hutan.
Dalam keterpurukan mereka itu,
Dropadi kukuh tak mau ikut dengan Drestayumna ke Panchala maupun dengan Kunti
ke Hastinapura. Bahkan hubungannya dengan anak-anak kandungnya sendiri
meregang, dikalahkan ego dan pendiriannya dalam menjalankan tugas istri bagi
kelima suaminya.
Kehancuran
dan hinaan ini bukanlah sebuah akhir dari kisah Dropadi. Ia menunggu waktu,
dimana keadaan akan kembali berbalik; entah mahkotanya akan kembali atau justru
eksistensinya hilang sama sekali …
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya kagum pada sosok Dropadi,
meski ada sifat-sifatnya yang tidak saya sukai. Dalam kisah ini, Dropadi
tergambar begitu kuat mengingat nasibnya yang senantiasa berubah haluan. Ia memegang
teguh ambisinya untuk menjadi perubah sejarah dan sementara itu, ia menjalankan
tugasnya sebagai istri dengan sebaik mungkin. Ia belajar banyak sejak kecil,
apapun yang seharusnya tak ia pelajari. Namun justru kelancangannya waktu itu
membantunya untuk menjalani lembar demi lembar nasib sial yang menimpanya. Ilmu-ilmu
yang ia pelajari juga membantunya untuk tetap mempertahankan kedudukannya
ketika ia berada ‘di atas’.
Dropadi mematuhi aturan mengenai
pernikahannya dengan kelima Pandhawa mesti aturan itu perlahan-lahan hilang
dimakan waktu. Dan meski tak mencintai satupun dari suaminya, ia tetap tak rela
suaminya mengambil istri-istri lain. Ia juga iri kepada Subadra, istri Arjuna
yang memang sempurna dan dicintai dengan sangat oleh Arjuna. Bagaimanapun,
Arjuna-lah yang memenangkan sayembara pernikahannya dulu. Karna musuh dari para
suaminya, justru adalah sosok yang membuatnya penasaran dan berdebar-debar tiap
mereka berdua bertemu. Hal-hal ini seolah ‘mengingatkan’ bahwa sosok Dropadi
adalah perempuan tulen, yang bukannya tidak memiliki perasaan sentimentil sama
sekali.
Penulisan novel ini sangat detail
dan ‘perubahan nasib’ dapat terjadi sewaktu-waktu bahkan hanya dalam satu bab. Apa
yang saya ceritakan di atas hanyalah seperempat dan garis besar isi novel,
belum temasuk sentilan-sentilan kecil yang terjadi di kehidupan Dropadi. Chitra
akan menjelaskan lebih banyak kepada pembaca mengenai seluk-beluk tradisi dan
kehidupan dalam kisah Mahabharata. Alur ceritanya mungkin akan sedikit
maju-mundur, namun cukup mudah dimengerti. Kalian yang suka dengan sejarah atau
sastra, akan lebih tertarik dengan novel ini sebab The Palace of Illusion akan
menghanyutkan kalian dalam pelukan Dropadi beserta kisahnya.
0 komentar