Backpacker 30 hari bersama Paras dalam Travel in Love (forgetting you, finding you)

by - 07.04.00


















Judul Buku            :     Travel in Love
Penulis                   :     Diego Christian
ISBN                      :     978-602-7816-42-8
Penerbit                 :     Noura Books
Penyelaras Kata   :     Putri Rosdiana, Lian Kagura
Desain Sampul      :     Fahmi Ilmansyah
Tanggal terbit        :     April 2013
Harga                     :     Rp 45.000,-
Tebal                      :     324 halaman

                Travel in Love (forgetting you, finding you) ditulis oleh Diego Christian, pemuda berdarah Jawa-Batak yang belum lama lulus dari Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Indonesia. Karya pertamanya, “Percaya” masuk dalam  9 novel pendatang baru terbaik tahun 2012, sayang sekali saya belum berkesempatan untuk membacanya.  Namun setelah membaca karya keduanya “Travel in Love” ini, saya tidak menolak untuk membaca karya sebelumnya.

                Buku ini sebenarnya bisa saya baca karena hadiah, yang secara langsung saya pilih sendiri. Dari desain covernya yang bergambar perempuan memanggul tas carrier dan penggunaan warna cerah membuat  saya tertarik, karena saya menyukai jalan-jalan juga. Ternyata, desain seluruh halamannya pun bertekstur abstrak meski tetap berwarna hitam putih. Namun beberapa gambar ilustrasi di dalamnya mampu membuat saya membayangkan bagaimana bila cerita dalam novel itu terjadi pada kehidupan nyata.  Desain keseluruhan buku ini menurut saya beda dari novel remaja yang lain, yang umumnya sederhana dan terkesan ‘standar’.
                Travel in Love, menceritakan tentang dua sahabat yang menempuh perjalanan selama 30 hari menyusuri pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Dengan misi tertentu, yaitu melupakan kenangan mereka masing-masing terhadap orang-orang yang mereka cintai. Paras dan Jatayu, memiliki kepribadian yang berbeda. Paras yang kekanakan dan Jatayu yang tomboy dan pandai menyembunyikan perasaan, akhirnya memulai perjalanan tersebut. Selama perjalanan, masing-masing Paras dan Jatayu bertemu dan melalui hari-hari mereka dengan orang spesial, sampai saling melupakan dan sempat jalan sendiri-sendiri. Sean, orang baru dalam hidup Paras, yangmembuatnya berharap lebih untuk bisa melupakan Kanta, malah membuat hatinya pedih. Jatayu, yang beraut muka tegar dan pendiam, ternyata menyimpan luka dalam atas kehilangannya terhadap Kelana, dan Paras tak pernah tahu. Sampai akhirnya, Bali memisahkan mereka..

                Detail dalam lokasi di setiap kota seperti angkringan Lik Man, Hotel Raden Patah, dan nama-nama jalan yang para tokoh sambangi, sangat membantu para pembaca untuk mengimajinasikan kejadian di dalam cerita. Apalagi bagi yang sudah pernah menyambangi tempat-tempat tersebut, tentunya semakin terasa nyata.  Tak heran, karena sang penulis pun adalah seorang traveler.

                Namun yang membuat saya sedikit bosan, adalah karena seringnya para tokoh kalut dalam perasaannya masing-masing terhadap hal yang sama sehingga terkesan cengeng. Beberapa adegan menangis menjadi membosankan karena berulang-ulang dan ada di hampir setengah jumlah bab di novel ini.

Pun begitu, potongan dialog favorit saya sekaligus yang tertera di pembatas buku bawaan novel ini adalah :
“Kamu nggak perlu alasan untuk jatuh cinta sama seseorang, Paras”  -Sean-
Oh ya, tambahan lagi :
Kalau kamu jatuh cinta sama seseorang karena dia tampan, dia baik, atau dia pintar, cinta kamu nggak akan abadi, honey. Suatu saat di akan berhenti baik, sama kamu, wajahnya nggak lagi tampan, atau kecerdasannya berkurang, mungkin karena kecelakaan atau hal lain. Pasti, cinta kamu untuk orang itu akan berubah, kan?

Jadi menurut saya, novel ini cukup menyenangkan untuk dibaca, apalagi yang suka traveling. Dan untuk yang belum atau tidak suka traveling, mungkin setelah membaca novel ini kalian akan berubah pikiran, atau segera menilik kalender untuk menentukan kapan bepergian.


Selamat menjelajahi Jawa, Bali, dan Lombok bersama Paras dan kawan-kawannya J

regards,
Nareddita.

You May Also Like

1 komentar

  1. seru banget kayanya bisa jalan begitu, kapan begitu yuk.. hahahaa

    BalasHapus