Berpetualang Bersama Aroma Karsa

by - 06.34.00





Seperti buku-buku sebelumnya, Dee kembali membuat saya kagum lewat Aroma Karsa. Novel fiksi ini memikat saya dengan tiga unsur utamanya : tokoh, cerita dan pengetahuan baru yang terselip didalamnya. Alasan Dee menulis cerita dengan latar belakang indra penciuman ini adalah karena sejak kecil kita pada umumnya lebih terbiasa dengan hal-hal yang bersifat visual, padahal indra manusia yang paling peka sesungguhnya adalah penciuman.

Dee selalu punya tokoh yang ‘tidak biasa’ layaknya tokoh-tokoh pada sekuel Supernova. Kali ini tokoh utamanya yang bernama Jati Wesi, adalah seorang pemuda dengan kemampuan indra penciuman yang jauh diatas rata-rata manusia pada umumnya. Dibalik kemampuan luar biasanya itu, ada cerita panjang yang akan mengantarkan kita pada teka-teki di dalam 696 halaman Aroma Karsa. Tokoh keduanya adalah Tanaya Suma, gadis yang memiliki kemampuan penciuman seperti Jati. Ketiga adalah Raras Prayagung, cucu dari Janirah Prayagung yang merupakan sumber dari sebuah perjalanan panjang mencari satu bunga bernama Puspa Karsa.

Selain ceritanya yang seru, seperti judulnya yaitu ‘aroma’ , kita diajak melongok ke pemukiman kumuh di gunung sampah TPA Bantar Gebang hingga belajar membuat parfum ke  Grasse, Perancis. Saya tidak pernah mencari tahu bagaimana para pekerja di Bantar Gebang menjalani kehidupannya sehari-hari. Juga, saya tidak pernah mencari tahu bagaimana cara meracik parfum, nama-nama aroma yang beraneka rupa dan bagaimana perusahaan kosmetik menjalankan bisnisnya. Saya tidak tahu apa nama Jawa Kuno dari Gunung Lawu. Semua itu, ada dalam Aroma Karsa.

Selain pengetahuan baru tentang aroma, kita juga akan diajak menggali sejarah Jawa kuno, khususnya mengenai kerajaannya. Mungkin sedikit banyak Dee menciptakan cerita baru atau fiksi tentang kerajaan kuno tersebut (entahlah, saya belum menggali lebih dalam tentang ini. Tapi, nama kerajaan yang ditulis oleh Dee memang benar pernah ada), namun tetap saja istilah-istilah Jawa kuno yang disebut-sebut dalam Aroma Karsa menggelitik saya untuk mencari tahu lebih lanjut dan itu menyenangkan sekali karena secara tidak langsung kita jadi belajar sejarah.

Bagi yang belum membaca Aroma Karsa, saya akan ceritakan sinopsis singkatnya (tentunya tanpa spoiler) sebagai berikut:
Jati Wesi, pemuda yang hidup di kawasan tempat pembuangan sampah Bantar Gebang, memiliki indra penciuman yang luar biasa. Ia mendapat kepopulerannya di kawasan itu karena pernah membantu polisi menemukan mayat korban pembunuhan yang tertimbun gunung sampah. Itulah sebabnya, ia dijuluki si hidung tikus. Selain bekerja di TPA, Jati juga bekerja di toko parfum refill Attarwalla milik Khalil. Disana ia menjadi peracik parfum, yang menghasilkan aroma-aroma sangat mirip dengan parfum-parfum mewah, dengan kata lain meniru aroma tersebut. Suatu hari, Jati meniru aroma sebuah parfum milik perusahaan kosmetik nomor satu di Indonesia, Kemara, dan itu ketahuan oleh polisi. Maka ia dihadapkan pada pilihan : dipenjara bersama Khalil atau bekerja seumur hidup di perusahaan Kemara sehingga Khalil bisa bebas. Karena tidak tega dengan Khalil, Jati menerima tawaran bekerja seumur hidup di perudahaan kosmetik itu.

Pemilik Kemara, Raras, bukan tidak memiliki tujuan terselubung mempekerjakan Jati. Ia tahu kemampuan yang dimiliki pemuda itu. Raras memiliki anak perempuan bernama Suma, yang belakangan Jati tahu bahwa mereka berdua ‘sama’. Raras terobsesi pada cerita neneknya, Janirah Prayagung, yang merupakan pencuri-bukan-sembarang-pencuri. Janirah kecil telah mencuri sebuah lontar penting dari dalam Keraton Yogyakarta. Lontar itu menyimpan secuil cerita beserta tiga tube berisi cairan, yang belakangan diketahui bahwa kedua jenis benda itu berkaitan dengan lontar milik seorang arkeolog ternama. Janirah menggunakan satu tube cairan itu dan entah kekuatan apa yang membuatnya mampu membangun Kemara menjadi perusahaan kosmetik yang sedemikian besar. Sepeninggal Janirah, Raras bertekad untuk menemukan Puspa Karsa, bunga yang disebut-sebut dalam kedua lontar yang memiliki kisah mirip itu. Jati adalah alat utamanya.

Dalam proses perkenalan dan perjalanan asmara Jati dengan Suma, misteri ayah kandung Jati ternyata adalah kunci dari bagaimana Suma dan Jati ada di sini, di Bekasi. Raras tidak pernah menikah, dan semua orang tutup mulut bagaimana Suma hadir dalam kehidupan Raras. Misteri demi misteri muncul dan terpecahkan, sampai akhirnya kita jadi tahu siapa sebenarnya Jati, Suma, Anung dan siapa itu Puspa Karsa yang merupakan bagian dari sejarah Jawa Kuno khususnya di kawasan Gunung Lawu.

Tentu sangat banyak yang tidak saya selipkan dalam sinopsis singkat diatas, semata-mata agar post ini tidak terlalu panjang. Bagi yang suka dengan novel fiksi atau sci-fi, novel ini sangat saya rekomendasikan. Nah, semoga review ini bisa ‘meracuni’ kalian yang belum membaca Aroma Karsa, ya. Hehehe..



Tangerang, 25 Desember 2018
-ND-

You May Also Like

0 komentar