Seperti buku-buku sebelumnya, Dee kembali membuat saya kagum
lewat Aroma Karsa. Novel fiksi ini memikat saya dengan tiga unsur utamanya : tokoh,
cerita dan pengetahuan baru yang terselip didalamnya. Alasan Dee menulis cerita
dengan latar belakang indra penciuman ini adalah karena sejak kecil kita pada
umumnya lebih terbiasa dengan hal-hal yang bersifat visual, padahal indra
manusia yang paling peka sesungguhnya adalah penciuman.
Dee selalu punya tokoh yang ‘tidak biasa’ layaknya
tokoh-tokoh pada sekuel Supernova. Kali ini tokoh utamanya yang bernama Jati
Wesi, adalah seorang pemuda dengan kemampuan indra penciuman yang jauh diatas
rata-rata manusia pada umumnya. Dibalik kemampuan luar biasanya itu, ada cerita
panjang yang akan mengantarkan kita pada teka-teki di dalam 696 halaman Aroma
Karsa. Tokoh keduanya adalah Tanaya Suma, gadis yang memiliki kemampuan
penciuman seperti Jati. Ketiga adalah Raras Prayagung, cucu dari Janirah
Prayagung yang merupakan sumber dari sebuah perjalanan panjang mencari satu
bunga bernama Puspa Karsa.
Selain ceritanya yang seru, seperti judulnya yaitu ‘aroma’ ,
kita diajak melongok ke pemukiman kumuh di gunung sampah TPA Bantar Gebang
hingga belajar membuat parfum ke Grasse,
Perancis. Saya tidak pernah mencari tahu bagaimana para pekerja di Bantar
Gebang menjalani kehidupannya sehari-hari. Juga, saya tidak pernah mencari tahu
bagaimana cara meracik parfum, nama-nama aroma yang beraneka rupa dan bagaimana
perusahaan kosmetik menjalankan bisnisnya. Saya tidak tahu apa nama Jawa Kuno
dari Gunung Lawu. Semua itu, ada dalam Aroma Karsa.
Selain pengetahuan baru tentang aroma, kita juga akan diajak
menggali sejarah Jawa kuno, khususnya mengenai kerajaannya. Mungkin sedikit
banyak Dee menciptakan cerita baru atau fiksi tentang kerajaan kuno tersebut
(entahlah, saya belum menggali lebih dalam tentang ini. Tapi, nama kerajaan yang
ditulis oleh Dee memang benar pernah ada), namun tetap saja istilah-istilah
Jawa kuno yang disebut-sebut dalam Aroma Karsa menggelitik saya untuk mencari
tahu lebih lanjut dan itu menyenangkan sekali karena secara tidak langsung
kita jadi belajar sejarah.
Bagi yang belum membaca Aroma Karsa, saya akan ceritakan sinopsis
singkatnya (tentunya tanpa spoiler) sebagai berikut:
Jati Wesi, pemuda yang hidup di kawasan tempat pembuangan
sampah Bantar Gebang, memiliki indra penciuman yang luar biasa. Ia mendapat
kepopulerannya di kawasan itu karena pernah membantu polisi menemukan mayat
korban pembunuhan yang tertimbun gunung sampah. Itulah sebabnya, ia dijuluki si
hidung tikus. Selain bekerja di TPA, Jati juga bekerja di toko parfum refill
Attarwalla milik Khalil. Disana ia menjadi peracik parfum, yang menghasilkan
aroma-aroma sangat mirip dengan parfum-parfum mewah, dengan kata lain meniru
aroma tersebut. Suatu hari, Jati meniru aroma sebuah parfum milik
perusahaan kosmetik nomor satu di Indonesia, Kemara, dan itu ketahuan oleh polisi. Maka ia dihadapkan pada
pilihan : dipenjara bersama Khalil atau bekerja seumur hidup di perusahaan Kemara sehingga Khalil bisa bebas. Karena
tidak tega dengan Khalil, Jati menerima tawaran bekerja seumur hidup di perudahaan kosmetik itu.
Pemilik Kemara, Raras, bukan tidak memiliki tujuan
terselubung mempekerjakan Jati. Ia tahu kemampuan yang dimiliki pemuda itu.
Raras memiliki anak perempuan bernama Suma, yang belakangan Jati tahu bahwa
mereka berdua ‘sama’. Raras terobsesi pada cerita neneknya, Janirah Prayagung,
yang merupakan pencuri-bukan-sembarang-pencuri. Janirah kecil telah mencuri
sebuah lontar penting dari dalam Keraton Yogyakarta. Lontar itu menyimpan
secuil cerita beserta tiga tube berisi cairan, yang belakangan diketahui bahwa
kedua jenis benda itu berkaitan dengan lontar milik seorang arkeolog ternama. Janirah
menggunakan satu tube cairan itu dan entah kekuatan apa yang membuatnya mampu
membangun Kemara menjadi perusahaan kosmetik yang sedemikian besar. Sepeninggal
Janirah, Raras bertekad untuk menemukan Puspa Karsa, bunga yang disebut-sebut
dalam kedua lontar yang memiliki kisah mirip itu. Jati adalah alat utamanya.
Dalam proses perkenalan dan perjalanan asmara Jati dengan Suma,
misteri ayah kandung Jati ternyata adalah kunci dari bagaimana Suma dan Jati
ada di sini, di Bekasi. Raras tidak pernah menikah, dan semua orang tutup mulut
bagaimana Suma hadir dalam kehidupan Raras. Misteri demi misteri muncul dan
terpecahkan, sampai akhirnya kita jadi tahu siapa sebenarnya Jati, Suma, Anung
dan siapa itu Puspa Karsa yang merupakan bagian dari sejarah Jawa Kuno
khususnya di kawasan Gunung Lawu.
Tentu sangat banyak yang tidak saya selipkan dalam sinopsis singkat
diatas, semata-mata agar post ini tidak terlalu panjang. Bagi yang suka dengan novel fiksi atau sci-fi, novel ini sangat saya rekomendasikan. Nah, semoga review ini
bisa ‘meracuni’ kalian yang belum membaca Aroma Karsa, ya. Hehehe..
Tangerang, 25 Desember 2018
-ND-
0 komentar